Thursday, September 29, 2016

PhD Emak Rempong

CERITA PERTAMA

MEMILIH BUAT BERSEKOLAH KEMBALI


Kegagalan itu biasa, percaya Tuhan akan memberikan Jalan terbaik
******************************************************
2010-2014

Emak Jingga itu hobi mencoba beasiswa disana dan sini

Dua kali aplikasi beasiswa Australia Awards (http://www.australiaawardsindonesia.org/) gagal pada nadi awal. Mungkin si Emak pernah mendapatkan beasiswa ini sebelumnya untuk strata 2 nya, aturan dari beasiswa, bisa mencoba setelah 2x lama studi + 1 tahun mengabdi di institusi kerja kita, ataupun karena belum rezki ataupun bukan jalannya aj ya....

Emak pernah lulus beasiswa bergengsi Fullbright (http://www.aminef.or.id/) dua kali.

Tetapi gagal di titik nadi terakhir
Bukan tidak lulus wawancara, ataupun tes GRE (https://www.ets.org/gre/), sejenis tes ITP kalau di Indonesia, ataupun TOEFL iBT, tes toefl tapi dengan komputer semua tesnya dari Listening, Writing, Grammar dan Speaking

Tetapi tidak lulus karena tidak mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) dari universitas terkemuka, atau surat diterima dari beberapa universitas yang Emak Jingga inginkan....

Sepertinya salah trik dech...

Setelah tanya sana tanya sini dengan para PhD emak rempong lainnya, cara mendapatkan LOA dari universitas yang kita inginkan itu ada beberapa nich bagi para calon PhD emak rempong:

1. Semakin tinggi Ranking Universitas itu,  semakin sulit mendapatkan si LOA

2. Sebaiknya mencari supervisors dengan cara meminta rekomendasi dari teman yang bersekolah di Universitas tertentu, atau supervisor teman kita yang sedang bersekolah atau dosen dosen kita jikalau pernah bersekolah di luar negri ataupun dari jaringan kenalan kita melalui seminar internasional, jangan lupa minta kartu namanya ya, siapa tahu menjadi supervisor anda nanti

3. Mengukur diri....kemampuan kita dimana, hingga kita bisa mengukur diri Universitas mana yang akan kita pilih untuk perjalanan PhD yang cukup membutuhkan Mental BAJA dan Fisik Super, walau kita bukan SUPERWOMEN.

4. Memilih supervisor yang track recordsnya bagus itu baik, tetapi tahukah anda, biasanya mereka pun mempunyai banyak mahasiswa PhD lainnya so anda mau menjadi prioritas atau menjadi anak bawang diantara deretan mahasiswa PhD lainnya dalam satu supervisors

Kalau kata supervisor emak Jinga sekarang, dia melepaskan Universitas ternama di Australia, dan memilih Universitas lainnya, karena dia menjadi mahasiswa PhD pertama di universitas lainnya, sedangkan di Universitas ternama dia menjadi mahasiswa PhD ke 10-15 bagi supervisor di universitas tersebut

5. Ya, jalani saja, toh kegagalan itu bukan berarti akhir segalanya. Tuhan tahu batas kemampuan kita, mungkin tidak lulus di AMERIKA, AUSTRALIA, ya karena Emak Jingga akan berpetualang di Negri lainnya, yaitu SELANDIA BARU yang tingkat rasismenya sangat kecil sekali dan support yang luar biasa dari universitas yang dia pilih sekarang.



AKHIRNYA DAPAT BEASISWA, HORRAY!!!!
*****************************************
2014

Setelah perjuangan 5 tahun mencoba berbagai beasiswa, berujung kekecewaan, tiada angin tiada hujan

Aba Muhandas bilang, "bagaimana kalau emak Jingga ke Selandia Baru aja", kan film HOBBITTOWNnya dan LORDS of THE RINGsnya itu cantik sekali, dengan happynya si aba bilang...

Siapa tahu, kita bisa berpetualang plus emak sekolah, rezki Agni dan adeknya kelak juga ikut

Ya, saat ini Emak Jingga masih punya satu anak, Nusantara Agni, 1 tahun, mencoba beasiswa bergengsi dari negri Selandia baru, New Zealand ASEAN scholarship

Dengan bantuan seorang teman baik hati, Mawar, merekondasikan salah satu supervisornya untuk menjadi supervisor emak Jingga.

Ya dari sini cerita dimulai....

Percakapan tentang penelitian dimulai melalui email setelah ini, dan perjalanan mencoba beasiswa ke Selandia Baru pun di coba kembali

Proses seleksi beasiswa dari pemerintahan Selandia Baru cukup CHALLENGING, karena yang diterima hanya 50 orang dari seluruh Indonesia dan diutamakan untuk INDONESIA BAGIAN TIMUR, bukan PALEMBANG yang merupakan INDONESIA BAGIAN BARAT

"Bagaimana ini" "cuma 50 orang se Indonesia", aba, celoteh si emak? kemungkinan cukup kecil ya...

Aba santai saja menjawab, "coba aja sayang, mugi mugi rezki anak anak nanti"!!, nanti aba bantu isi aplikasinya, seperti biasa


Ya, si aba begitulah, pinter memotivasi, bantuin isi formulir beasiswa dll, tapi yang disuruh move ON itu istrinya....

MITOS satu terpecah, Perempuan itu harus selalu dibawah suami, untuk pendidikan, tetapi saat ini Emak Jingga pada posisi

"Perempuan Indonesia akan ditopang suami untuk menempuh pendidikan, walau pendidikan sang suami satu langkah dibawah sang istri "


O iya, emak  Jingga mau berbagi informasi terkait kunci lulus beasiswa New Zealand Asean dan LOA di Auckland, Selandia Baru ya

1. Informasi beasiswa bisa didapatkan disini ya atau cukup cari di dunia maya dengan kata kunci New Zealand Asean Indonesia

(https://www.mfat.govt.nz/en/aid-and-development/scholarships/who-can-apply-for-a-scholarship-3/indonesia-scholarships-2/)

Proses seleksi :
**wawancara melalui telepone jika kita berada di luar Jakarta. Kita akan diwawancarai oleh 4-5 orang experts yang berbeda
**pengumuman beasiswa
**pre-departure, orientasi kesiapan keberangkatan
**kursus IELTS atau bahasa inggris disiapkan untuk yang belum mencapai nilai skor sesuai permintaan universitas, kursus di Jakarta atau Surabaya
**semua koordinasi lewat email dan telepon


2. Kalau bisa calon emak PhD sudah dapat surat tanda terima sementara (Unconditional Letter of Acceptance) dari universitas yang dituju, sebagai nilai plus plus ya

3. Pastinya sudah calon supervisor atau pembimbing thesis akan selalu lebih baik, karena kita perlu mengajukan proposal singkat ketika mendaftar ke universitas yang kita tuju. Lebih asiknya, jikalau proposal yang kita ajukan itu sudah sesuai konsultasi dengan calon pembimbing kita

4. Percayalah, calon supervisor anda sangat membantu dalam mendapatkan surat kunci LOA, karena jaringan internal dia kuasai

5. Jalani aj dan berdoa, tawakal











PhD Emak ReMpOnG

Emak Jingga
**********
Terkadang Emak Jingga tidak berpikir akan melanjutkan kuliah strata 3 nya bersama anak anak yang berusia 5 bulan, dan 2 tahun di Auckland, yang terkenal dengan the City of Sail atau Hobbittown atau film Lord of the Rings yang menampilkan keindahan negri ini

Pikiran sederhana Emak Jingga, teman temanya saja, para PhD Mama sebutannya, bisa menyelesaikan strata 3 nya dalam keadaan hamil, melahirkan, punya anak kembar, punya anak 4, atau sekolah bersama anak dan jauh dari sang suami, na kenapa dia tidak bisa???

Lahir, tumbuh dan berkembang di negri yang menjunjung kehidupan  'Ibuism' dan regulasi di Indonesia mengatur bahwa ayah Ayah sebagai kepala rumah tangga, ibu sebagai manager di rumah tangga; ibu rumah tangga untuk merawat anak dan suami. Ataupun klu kita berkarir, keluarga tetap menjadi prioritas seorang ibu, pastiny cukup tidak mudah untuk menerjang pikiran sosial yang tidak menerima pendidikan istri yang lebih tinggi dari suami, ataupun suami menemani istri dalam berkuliah dan melepaskan zona amannya di Indonesia....Well, mari kita tuntaskan apakah ini merupakan mitos atau fakta dibalik wanita Indonesia....apakah kita akan tidak taat sama suami kita jika hal itu terjadi?


Aba' Muhandas
************
Aba Muhandas, seperti biasa Muhandas, seorang motivator bagi si Istri untuk menuntut ilmu. Baginya, profesi Jingga sebagai dosen tidak terlepas memiliki kewajiban untuk menuntaskan pendidikan S3nya. Walau sang suami masih bergelas Sarjana Ekonomi, tetapi kecerdasan Aba Muhandas sebagai suami dan teman diskusi Jingga, melebihi gelar yang di emban Jingga yang sudah berstata 2. Ya si Aba banyak makan asam garam pada dunia organisasi sejak dia di bangku SMA, kuliah bahkan di dunia kerja dia pun telah berada di posisi yang cukup bisa diperhitungkan disalah satu Bank Syariah Ternama di Indonesia.

Awalnya, sang suami yang terpesona dengan keindahan Selandia Baru tidak menyia-nyiakan cita citanya itu dan mendukung penuh si Jingga untuk menggapai cita citanya,

Apakah Aba berhasil membujuk emak Jingga untuk melanjutkan sekolahnya dengan anak kecil kecil ini?
Apakah dia akan melepaskan zona amanya menurut kaca mata Kapitalis untuk menemani keluarga kecilnya...??

Apakah apakah apakah lainnya?


Balik lagi itu pilihan hidup keluarga kecil kita untuk membawa mereka kemanapun kita berada dalam satu atap Keluarga Sakinah Mawaddah dan Warohmah, dimana kehidupan ini tidak kita rasakan selama berada di Indonesia, Long Distance, alias Pasutri Jero (pasangan suami istri jarang jauh, Palembang dan Jambi)

Jingga, mari kita berkelana mengajak calon duta besar kita, Agni dan calon Menteri Kesehatan kita, Nusantara ke benua lainnya....

Coming soon : PhD Emak Rempong

Cerita ini dibuat untuk memotivasi para perempuan Indonesia untuk tetap menggapai MIMPI besarnya selain MIMPI menjadi seorang ISTRI, IBU dan seorang yang berpendidikan tinggi.

Termotivasi dari cerita nyata para mahasiswa S3 di rantauan, cerita keluarga, motivasi hidup seorang ibu, cerita dibalik banyak suka dan sedikit duka seorang ibu dalam menyelesaikan studi S3nya dan pengalaman luar biasa anak anak yang belum tentu kita dapatkan di negri kita,  dan masakan terlezat dari seorang abi Muhandas untuk ketiga bidadarinya serta tips dan trips ketika anda berada di negri cantik ini, sebagai seorang ibu, mahasiswa, dan jilbaber traveler.....

Tokoh tokok dalam cerita
Jingga                     : Emak, mahasiswa S3
Muhandas Ar-rasy  : Bapak, pekerja keras

Nusantara Agni              : anak jingga dan muhandas 2 tahun
Ufuk Timur mentari       : anak jingga dan muhandas 5 bulan

Setting                  : Auckland, Selandia Baru, Palembang, Indonesia, Jambi, Indonesia



Alur cerita
Memilih buat bersekolah kembali
Melepaskan Zona Aman
Emak sekolah lagi  
Surga dunia anak anak, Auckland
Dapur Ba' Muhandas, yummy, Memecah MITOS hanya perempuan di dapur
Mengelilingi Auckland, jalan sekitar Auckland dengan dua batita
Ujian Proposal, Alhamdulillah akhirnya tidak dipulangkan dengan tidak hormat
Perjuangan baru saja dimulai, Mari Penelitian di Kota Empek Empek
Long Distance,  sementara saja
Auckland, Aba', we are coming??!!
Hemat di kala harus Hemat, tapi ada saatnya bersenang senang
Jajan Hemat dan HALAL di Auckland
Nambah satu anak lagi, Why Not?
Kapan ya Emak Tamat Sekolah
Semua Indah pada saatnya


etc



Keep Follow our story yach


Ummi Queency Adilla
PhD student
Auckland University of Technology








Wednesday, September 7, 2016

Queency " Main angklung , mi"

She loves the song 'Tanah Airku" that was sang by aunty Gita and uncle Paul in https://www.youtube.com/watch?v=zGXnPC_GYLw


She said main angklung mi. at that time Indonesian student association in Auckland (PPI Auckalnd) offered any volunteers who want to join the Angklung performance, please welcome


Queen knew momy has a strict schedule on her own journey, but yeah Queen is still the priority. Thanks for the sharing knowledge ya Aunty Lisa, Zita and Swara Nusantara groups, Happy to be one of the Angklung Performer, Queen said.

She never had a chance to play Angklung in Indonesia...but she had in Auckland

Queen performed for AUT diversity, in Huawei Plaza in AUT city on 4th August 2016. Also she almost performed in Indonesian Independence day on 20th August 2016 in War Memorial Park, but she performed in the play ground to play swings and run run lol..


She pretend to play

see the video in




https://www.youtube.com/watch?v=T-6PSmtZMmc







Experience the Past, a little Kiwi tourist Journey




Howick Historical Village
Another history of New Zealand, we can feel the past by visiting ‘HOWICK HISTORICAL VILLAGE’.  You can come here by public transport from the Auckland city. We went there from the Britomart train station and got on the Eastern line (Manukau) and then get off in the Panmure station, then continued by getting on a bus number 550 and then get off in the Howick village. Otherwise, you can get on bus number 550 from the city to the Howick village, it takes approximately 60 minutes. But if you go with kids, it is better to get on the train for 20 minutes and then we get on a bus that only takes ten minutes to the location.


A handmade tripod  from the Village Blacksmith, a place  for boiling water in the kettle cost  for $ 120

Wow, it is surprising when you see the price of a handmade tripod costing for $ 120. How come this small is so expensive. We suggest that there is a historical value for this kettle. As an international student, we could learn How is New Zealand appreciate its history? Being in the past, the 19th century, and experiencing the past are a chance for us, particularly for our children to learn history in a live day. The Howick historical village, a living history museum of the fencible period, offers fun activities for children. A lot of people wear traditional costumes in the past and you can hire traditional costumes for some pictures that provided by the Howick staffs (one picture for $ 5 or 6 pictures for $20).

Feel the past
We should queue and buy a ticket, particularly the third weekend every month because there is a past live experience in the village.  For a student, we only need to pay $12, adults $ 16 and for children under five years old is for free. One secret, if you grab a book of A-Z Auckland in the Britomart train station or other places that provide a lot of brochures, leaflets and books related Auckland destination, there is a lot of discount vouchers inside the book, including,  one free adult ticket for a Howick village if you come with friends or family.

The village offers many fun activities for children

Full day in the Howick village, you will feel full experience about the past. The village offers many activities with special topics, for instance ‘Peter Rabbit and Friends’ on last holiday sessions, July 2016. The activities started from 10 am with Puppet show, hymn service, a Victorian school lesson, pipe band, kid acorn piƱata, soldiers’ demonstration, story time, races through the hay bales, and peter rabbit. The activities were located in some historical houses or buildings in this village, for instance, Puhi Nui Homestead (no 33), Ararimu school, outside the tent, outside Fords cottage and other places. You can get on a horse-less drawn carriage for $2 each around the Howick village. The children experience a real insight into the history and at the same time they have fun.






A lesson for my country, Indonesia
Some group of Indonesian students and local kiwis perform proudly traditional dance, songs and musical instruments, like ANGKLUNG for a lot of events in Auckland. They are proud to introduce Indonesian here in Auckland. Indonesia has one national language, Indonesian, and hundreds of local languages. My country also has diverse dances, cultures, and songs from 33 provinces among 17.504 islands in Indonesia.

However, the current issues are a lot of endangered local languages in Indonesia. Furthermore, more young generations do not understand about their local culture and language. Sadly, the national television channel, TVRI, that offers many good programs for understanding the local language, and cultures, seems have fewer viewers in this era compared to the programs from many commercial television channels. Furthermore, English seems to be the best language to be learned by kids in their early stages, not a local language.

We can learn from Kiwi about the preservation of their local language and local cultures and history. How the Kiwi integrates their local language and culture in their daily life, in the university, public area and preserve some historical places with fun activities for kids. They also offer such attractive cultural performances in some museums in New Zealand.


‘A big country is a country which preserves their history, culture and natures’